Written on
Tuesday, 5 March 2013
“Aku selalu jatuh padamu berkali-kali, seperti ini.”
Kali ini. Lalu apakah aku harus jatuh lagi padamu seperti dulu saat setiap kita bertemu? Bertatap mata? Dan detak tak beraturan ini tak jua kamu menyadarinya. Bahkan tak pernah terdengar olehmu, bagaimanapun itu.
Hari ini, kamu, gadis hujan yang seharusnya telah lama pergi. Yang pernah paksa kuantarkan sendiri menuju luar pintu hati. Tapi ternyata kamu selama ini hanya berpindah duduk, setelah tak lagi di dalam kini kamu menunggu di depan pintu, mencari celah untuk masuk kembali. Dan aku tak pernah ingin berucap bahwa pintu ini telah tertutup untukmu. Tidak. Pintu ini memang tertutup, hanya saja tak pernah terkunci. Dan kamu lah yang selama ini menyembunyikan kuncinya dan selalu tahu bagaimana cara melangkah masuk dengan mudahnya.
“Jarak terjauh bukanlah antara bumi dan bulan atau di daratan yang terpisahkan oleh lautan. Melainkan di depan mata, bersisian, tetapi kehadiranku tak pernah kaurasakan.”
No comments:
Post a Comment