Friday 9 December 2016

00:00

It was a sunny night.
00:00

It was a warm night.
00:00

It was a comfy night.
00:00

Hi, midnight.
Sunny, warm, and comfy midnight.
Thank you for letting me stop by.

It was 00:00.
When the ceiling fan blew the fresh air.


Monday 7 November 2016

Terlalu Jauh, Terlalu Tinggi

Lelah yang terlalu berat membuatku terus berada dalam tidur.
Dan tidur yang terlalu lelap membuatku belum menyadari bahwa mimpi itu terlalu jauh; terlalu tinggi.
Semuanya seakan tak mungkin dapat tergapai.
Tak ada sedikitpun cercah cahaya yang menembus masuk ke dalam lorong mimpi itu.
Apakah aku terlalu tidak tahu diri untuk tetap bertahan?
Atau apakah aku bahkan memasuki mimpi yang salah?

Saturday 24 September 2016

Chang Kyun-a... T_T

Hueee...
Cobaan berat datang lagi ke hidupku yang berat tapi sebenarnya tidak ini...

Baru saja aku perlahan berhasil lepas dari penderitaan akan sakit cinta untuk kesekian kalinya, sekarang aku dihadapkan lagi ke pintu kesedihan yang lainnya.

Boygroup Korea yang memiliki salah satu lelaki yang sangat aku idamkan di bumi ini; Lim Chang Kyun, akan mengunjungi negeriku tanah airku Indonesia tercinta di penghujung tahun ini. Ya, salah satu boygroup yang baru debut di tahun 2015, beranggotakan 7 orang yang dipilih melalui survival show bernama "No Mercy", yang berada di bawah naungan agensi "Starship Entertainment" yang juga menaungi girlgroup tenar bernama "SISTAR".

YES.

Tuesday 2 August 2016

...


Orang yang sedang terpuruk karena cinta, akan selalu merasa dirinya tak berguna.

Sunday 3 July 2016

Waiting for Something that isn't Going to Happen

Hi, malam ketiga sebelum lebaran.
Aku minta izin untuk menggalaukan diri.

Sembari terdengarkan akan lantunan ayat Qur-an dari masjid, otak dan hatiku bertarung keras, mendebatkan satu hal yang baru saja berhasil menjadi pikiran tambahan baru bagiku.

Tanggal 9 September 2016, film "Warkop Reborn" akan segera tayang di bioskop. Mengingat bahwa dia sangat menantikan film itu, Crusher-ku itu... Apakah dia sudah tahu tentang ini?

Dia bilang padaku bahwa dia akan menunggu film itu saja saat aku mengajaknya untuk menonton film di bioskop waktu itu; sekitar sebulan lalu. Seberapa gencar pun aku menyebutkan daftar film-film yang sedang tayang saat itu, dia malah mengajakku untuk menonton film lama di laptop. "Ya udah, kita tunggu aja pilem itu, ya. Pokoknya Senpai harus nepatin janji buat ngajak kamu nonton di bioskop." Kataku saat kami sedang dalam perjalanan pulang ke rumahku di tengah malam itu.

Friday 17 June 2016

'Kumohon, Jangan Lagi'


“Sampai di sini saja?” Sakura bertanya dengan nada tak percaya saat Sasuke memberhentikan motornya di depan gang rumah Sakura. Sasuke menolehkan kepalanya ke belakang, memberikan pandangan yang menyiratkan jawaban ‘ya’ pada Sakura. Sembari menghindari tatapan Sasuke, Sakura bertanya lagi, “Kau menurunkan anak gadis di sini? Tidak sampai ke depan rumah?”

“Masuk ke dalam lagi?” tanya Sasuke—Sakura dapat menangkap nada berontak dari suaranya. Tanpa menunggu jawaban dari Sakura, Sasuke kembali melajukan motornya memasuki gang menuju rumah Sakura.

Sakura bukannya sedang bersikap manja atau malas. Dia hanya ingin melihat bagaimana sikap Sasuke terhadapnya, salah satunya dalam hal seperti ini. Dia ingin tahu apakah di balik sikapnya yang dingin menyakitkan, Sasuke akan tetap menganggap dan memperlakukannya sebagai wanita yang pada dasarnya lumrah untuk di’manja’. Seingat Sakura, di antara jumlah berapa kali Sasuke mengantarnya pulang ke rumah, hanya satu atau dua kali Sasuke mengantarnya sampai ke depan pintu dengan ikhlas—tanpa ada suruhan ataupun keluhan.

Wednesday 18 May 2016

To My Boy-friend: Kita Berteman, Bukan?


Hi, Bro. Boy-friend-ku. Temenku yang berorientasi laki-laki.

Kita berteman, bukan?

Aku perempuan (selama kau menganggapku begitu), kau laki-laki. Aku single, kau tidak ada yang memiliki. Aku manusia, kau orang. Normal, kan? Tidak ada yang salah, kan?

Aku kesepian, kau menemani. Aku bosan, kau membawaku pergi. Aku suram, kau mewarnai. Normal, kan? Tidak ada yang salah, kan?

Aku punya teman, kau juga punya teman. Temanku mengenalmu, temanmu mengenalku. Temanku temanmu, temanmu pun juga temanku. Normal, kan? Tidak ada yang salah, kan?

Lalu mengapa kau bersikap seolah aku bukan temanmu?

Tuesday 16 February 2016

Unforeseen Strength

That was dark. Very dark fettle.
I wasn't able to get standing on my own foot, or even my with my consciousness.
There were no peps to be rigged out, neither my brain nor my soul.

But then I felt a light came across my vision.
Dangled like a tail, bunch of strength streaked to my bosom.
Splinters the mirk gloom till it became a vivid glow.

I felt like some fingers were holding mine.
Soft ones, clement ones.
Pulse of life was precisely transferred.

I could catch a line of smile, too, that was short in time, but long in savor.
An overpower smile which was never discarded by my memory.
Which I hadn't been beheld protractedly.

And I  last.
Hereupon, thereupon.

That strength...
That unforeseen strength...
... has gotten me alive.




Thursday 4 February 2016

He Doesn't

"He doesn't love you." My friend said to me.
I've been thinking so from the first time.
And now I'm gruffly convincing my brain that he does not.
I'm trying to not giving any shit about this loss any further.
I've already stepped over my limit thinking about such a thing.





Friday 22 January 2016

I've Lost You

Rasa kehilangan kembali menjumpaiku.

Ketika beberapa waktu lalu, seseorang mengungkapkan perasaannya padaku.

Saat itu, aku belum bisa mengatakan atau menjawab apapun padanya. Dia mengerti. Dia mengerti bahwa aku tidak dapat membalas perasaannya, dan dia mengerti bahwa aku bukanlah orang yang mudah menolak orang lain.
"If you feel bothered with that, just forget about it. I'm okay."
Tidak. Aku sama sekali tidak merasa terganggu ataupun terbebani soal itu. Sungguh. Aku cuma ... tidak tahu ... apa yang harus kukatakan agar rasa kecewanya tidak terlalu dalam.