Thursday 27 February 2014

Hari Ini

Sayang, pagi ini, dengan langkah ringan kau muncul di titik fokusku.
Ceria, namun tetap dengan tatapan sayu dan wajah yang tak tertarik akan kehidupan; seperti biasa.
Tak bisakah kau berekspresi lebih sering?

Sayang, aku mendapatkan pantulan penuhmu.
Mahkota yang terlihat lebih segar, coklat tan yang memesona, gulungan lengan, dan alas berpijak.
Hal-hal itu telah kusimpan rapi.

Sayang, kau di sana, aku di sini.
Kau berlari, aku terdiam menyaksikan.
Kau bersemangat, aku sumringah.

Monday 24 February 2014

'Temu Kangen'

"Ih, susah bukanya,"
"Mau dibantuin? Jangankan untuk buka tas abang, buka hati saya pun saya mau."
"Bisa mati aku. Mati..."

Itu dia sepenggal kepala, eh, sepenggal percakapan antara aku dan temenku sebagai penutup acara nongkrong kami di McDonald's tadi, pas dia lagi nyoba buka tasnya buat masukin laptop.

Tadi, mulai dari jam 7 lewat sampai jam setengah 11, aku dan dua orang temenku (eh emang kita temenan ya? :v ) duduk-duduk di sana. Ya... mungkin bisa dibilang acara 'temu kangen'. Ya... Bisa jadi, bisa jadi.

Awalnya temenku yang namanya kami samarkan menjadi Aulia (32 tahun) ngsms aku semalam, nanyain aku ada waktu apa enggak hari ini buat ketemu, aku ya terkejut kayak di sinetron, membatin 'Ih, masuk angin apa anak ini tiba-tiba ngajak kencan? :v'. Ya aku langsung 'ngge, ngge...'. Ternyata dia ngajak temennya, jadi kami kencan bertiga. Lalu disetujui lah bahwa pertemuan akan diadakan di sebuah tempat menyadap WiFi yang bernama McDonald's.

Wednesday 19 February 2014

Selalu Seperti Ini

Selalu.

Selalu seperti ini ketika aku terkalahkan oleh rindu.

Wajah yang sama, ekspresi yang sama. Fisik yang sama, gerak-gerik yang sama. Sikap yang sama, sifat yang sama.

Namun mengapa aku tetap tak berpindah?

Kau berlalu di depanku tanpa memandang. Berjalan cepat dengan sorot mata yang tak menyenangkan. Aku tahu, Sayang, ketidaksukaan dari matamu tersirat karena kau menyadari aku ada di sini. Aku tahu itu.

Aku memang berada di tempat ini sedari tadi. Duduk di seberang taman dimana kau tadi bermain bola kaki bersama teman-temanmu. Mengawasimu dari jauh, kuusahakan agar kedua mataku tetap fokus mengunci sosokmu.

Thursday 6 February 2014

Thank You

Indah.
Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan pendapatku tentangmu saat aku menatap kedua matamu.

Kau sedang berceloteh saat itu. Di atas sebuah bangku panjang, di suatu tempat, kita berdua duduk saling berhadapan. Kau mengenakan kaos hitam berlengan pendek yang biasa kaupakai. Rambutmu yang telah kaupangkas terlihat rapi dan segar di mataku. Dengan wajah yang berseri-seri kau berbicara, menceritakan hal entah apa yang sama sekali tak dapat kuingat sampai sekarang. Tatapan matamu tetap sendu. Sembari berbicara, kau memandang bergantian ke arahku dan arah lain.

Kau dan aku, aku dan kau. Kita. Berdua.

Ya... Berdua.