Thursday 16 January 2014

Love is Crazy, Eh?

I was looking at your face while you were chattering. No words was caught by my ears though, as your face was more exhalarating to record. It was like... I would never lose my chance to see your face as close as possible. Love is crazy, eh?

Monday 13 January 2014

...

Aku lupa sudah hari ke berapa ini.

Beberapa hari kecuali hari ini aku merasa senang. Bahagia, lebih tepatnya. Aku melalak bersama orang kak Wulan, mendengar cerita mereka tentang malam tahun baru tanpaku, menemani Widia berlatih untuk lomba pidato bahasa Jepang, menggosipkan seseorang dari sesuatu dari yang penting sampai yang tidak penting, dan semacamnya. Aku dapat tertawa dengan ikhlas saat bersama mereka.

Sampai pada semalam, saat aku keluar untuk malam mingguan lagi yang rasanya sudah lama tidak aku lakukan. Pergi melihat lomba pidato di Dharmawangsa (sayangnya Widia tidak menang), lensa baru kamera Sensei, karaoke lagu-lagu galau di Happy Puppy dengan Sensei sebagai investor terbesar, dan Kak Wulan yang sedang galau karena cowok. Itu semua sangat membangkitkan gairah hidupku yang sempat menurun drastis. Saking semangatnya, aku melupakan bahwa aku belum bebas.

Semalam aku ingin sekali datang cepat untuk latihan di Lapangan Merdeka, jadi aku meminta Hafizh untuk datang cepat ke sana; menemaniku. Namun ternyata aku tidak mendapat kunci untuk keluar sebentar dari penjara ini. Sesaat kemudian aku melihat kelam hidupku kembali lagi padaku. Aku kembali kehilangan pengetahuan tentang gunanya menjalani hidup.

Aku tertidur dengan pakaian saat aku akan pergi latihan tadi, dan terbangun di jam 7.

Perasaan bersalahku kepada Hafizh dan yang lainnya sedang menari-nari di benakku. Aku yakin mereka sudah malas untuk berhubungan denganku.

Dan aku sudah memutuskan untuk melakukan hal yang sebelumnya telah terlintas di pikiranku.

Aku berharap semoga tidak ada hal yang akan memperburuk keadaan, ...

... dan semoga hidupku tidak bertambah buruk.

Thursday 9 January 2014

The Confused High Schooler

"Pinggir ya, Pak." Angkot yang aku naiki pun berhenti di simpang Joshua.

"Pancing, ya?" Aku mendengar suara seorang laki-laki saat aku turun dari angkot. Dan ternyata sang pemilik suara itu adalah seorang murid laki-laki berpakaian SMA yang sedang bertanya pada supir angkotku. Sepertinya anak itu Chinese.

"Aksara," Sayup-sayup kudengar si supir menjawab.

Setelah aku membayar ongkosku dan angkot itu pergi, aku menyeberang jalan. Sudah sampai di seberang, aku melambatkan jalanku. Ah, aku kepikiran anak sekolah itu.

Aku berbalik badan untuk melihatnya. Dia berdiri di sana, mengawasi jalan, terlihat gelisah. Pasti dia tidak tahu angkot apa yang melewati Jalan Pancing. 'Apa kuberitahu saja, ya...' batinku.

...

Hari kesebelas.

Hari ini aku tiba di rumah jam 8 malam. Haha... Aku tidak tahan akan godaan untuk bepergian.

Jadi setelah kelas selesai, aku pergi ke sekolah. Bersama Hafish dan yang lainnya aku duduk-duduk di kantin dan di KFC Medan Mall.

Namun selama di luar tadi, rasa takut tetap tidak pergi dariku.

Walaupun begitu, aku senang bisa bercengkerama lagi dengan mereka.

Rasanya sudah begitu lama aku tidak tertawa dengan ikhlas.

Tuesday 7 January 2014

Life isn't That Bad

Mulutmu harimaumu.

Siapa yang belum pernah mendengar peribahasa ini? Peribahasa--sangat--terkenal yang--sangat--sering terucap dari mulut makhluk yang bernama manusia. Yang pernah mengucapkan maupun yang belum pasti sudah tahu artinya.

Mulut adalah alat indera yang salah satu fungsinya adalah untuk berbicara. Organ yang diperlukan adalah lidah, karena tanpa lidah mulut tidak dapat berfungsi dengan semestinya.
Harimau adalah salah satu hewan liar yang ganas. Liar dan ganas berarti berbahaya.
Jadi, jika disatukan, artinya berarti: apa yang dihasilkan mulutmu (dalam hal ini adalah pembicaraan) dapat membahayakanmu.

Namun, walaupun peribahasa itu termasuk peribahasa papan atas, di dunia ini masih banyak manusia yang belum bisa mengendalikan mulutnya, belum bisa mengendalikan lidahnya, belum bisa mengendalikan kata-katanya. Mereka masih terbiasa berbicara tanpa disaring terlebih dahulu. Mereka tidak memikirkan baik buruknya kualitas kata-kata yang mereka ucapkan, tidak memikirkan apa kata-kata itu akan berakibat baik atau buruk.

...

Hari kesembilan.

Alhamdulillah, hari ini aku merasa seperti kembali bisa menghirup udara segar setelah sekian waktu menghirup udara tidak segar. Libur telah usai, aku kuliah lagi! Hooray!

Walaupun aku masih ingat bahwa aku masih berstatus sebagai tawanan, aku dengan santainya melakukan aktivitas favorit yang disebut melalak setelah kelas selesai tadi.

Uhm... Melakukan laporan harian seperti ini rasanya agak memuakkan bagiku. Kalau aku dipenjara sampai aku tamat kuliah nanti, beratus isi blog ini hanya berisi hal menyedihkan yang tidak jauh-jauh dari ini. Merepotkan.

P.S.: Aku ketiduran sewaktu mengetik post ini. Seharusnya dipublish jam 1 lewat, eh malah pagi ini takdirnya.

Monday 6 January 2014

...

Hari kedelapan.

Aku bangun agak cepat hari ini: jam 12. Padahal aku kurang tidur karena aku baru bisa tidur jam setengah 7 pagi. Sesuatu sukses menggerogoti pikiranku. Target tidur lebih cepat ternyata tidak tersampaikan.

Hari ini, setelah aku menyaksikan satu cerita FTV, aku melanjutkan tidurku yang tidak cukup di jam 3 sampai jam setengah 6. Untunglah aku sedang halangan, jadi tidak diperbolehkan menghadap Allah.

Setelah bangun, aku melakukan kegiatanku sehari-hari yaitu bercengkerama dengan hape dan tv.

Hah~ Aku tidak latihan lagi hari ini. Aku terpaksa membuat anak klub latihan tanpa aku. Pasti mereka merasa diPHPin.

Dan mama berkata-kata, "Keluar lah, Kak, hari ini... Nggak ke lapmer Kakak memangnya?" Aduh, Mama... Aku tidak mau mati sekarang.

Sunday 5 January 2014

...

Hari ketujuh.

Aku bangun jam 2 loh~ Haha.

Hari ini aku seperti lupa bahwa aku sedang dipenjara. Tahu kenapa? Aku 'bersenang-senang' di dunia maya. Maya selalu bisa melarikan manusia dari kenyataan. Satu harian aku memegang hape ini. Kasihan hapeku... T_T

Oh iya, mama lagi-lagi menyuruhku keluar. "Ngapain di rumah?" katanya. "Menjalani hukuman," Ingin kujawab begitu, namun tidak akan ada gunanya.

Saturday 4 January 2014

...

Hari keenam.

Hari ini aku terbangun saat mama masih ada di rumah, berarti aku terbangun di bawah jam 10. Dan ya, seperti biasa, aku kembali tidur, sampai akhirnya aku terbangun jam setengah 3. Luar binasa, ya? Padahal aku berhasil tidur dengan cepat (bukan tidur cepat) tadi malam yaitu jam 2-an.

Aku tidak terlalu bermuram durja hari ini, selain karena hari sudah sore saat aku bangun, aku juga bisa menghabiskan waktuku dengan menonton tv yang sudah 'kembali'.

Aku juga sudah ringan untuk bercanda. Fesbuk ku ramai lagi setelah aku mengganti foto profil.

Jam 7 malam aku tidur; aku drop lagi karena mama. Jam 10 nya aku bangun. Dan sekarang aku penasaran, jam berapa aku akan tertidur nanti?

Friday 3 January 2014

...

Hari kelima.

Aku sudah kembali berada di kamar ini. Artinya: aku bermuram durja lagi.

By the way, aku merasakan mood burukku perlahan memudar. Aku mulai bisa menghadapi hariku seperti biasanya. Bebanku tentu masih terpahat jelas di pikiranku, namun aku sedang berusaha untuk tidak memolesnya.

Aku merasa tidak enak hati terhadap orang-orang yang menyapaku; karena batinku yang sedang tidak enak ternyata berpengaruh pada gaya berkomunikasiku. Mungkin sebentar lagi aku akan kembali ringan untuk berinteraksi.

Walaupun hari esok entah bagaimana buruknya, aku harus bisa menghadapinya. Mama can do it, why not me? I am her daughter, so there's nothing else can explain more than 'Like mother like daughter'.

Semangat ya, Dina.

Thursday 2 January 2014

...

Hari keempat.

Sekarang pukul 1.18 am. Seperti biasa, aku belum bisa tertidur. Masih banyak hal yang lengket di pikiran. Lagipula di sini dingin sekali. Terakhir kali aku merasa tangan dan kakiku beku itu tahun lalu, tepatnya tanggal 3-sekian Januari.

Aku bisa sedikit beriang hati saat ini, karena hari ini sampai besok aku tidak berada di kamar itu. Aku bebas. Walaupun sementara.

Yah, setidaknya bebas...

...sementara.

Wednesday 1 January 2014

...

Hari ketiga.

Hari ini aku terbangun jam 12, tapi aku teringat bahwa tadi pagi aku baru bisa tidur jam 5 lewat, jadi aku kembali melanjutkan tidur sampai jam 1. Saat bangun, otakku langsung memproses informasi tentang tanggal hari ini. 31 Desember. Malam tahun baru. Batinku seketika mati kembali. Tidak ada yang akan aku lakukan malam ini.

Mereka di luar, aku di dalam. Mereka bebas, aku terpenjara.

Aku memainkan hp. Hp lemah, aku mencoba melakukan hal lain. Membaca komik Naruto yang sudah berkali-kali kubaca atau sekadar golek-golek untuk melamun. Di setiap lamunan aku menangis. Rasanya aku akan gila.

Saat aku mengecek hpku yang sedang dicharge, aku melihat fotonya yang sedang bertugas sebagai wallpaper. 'Kalau-kalau aku gila nanti, apa dia mau mengunjungiku?' batinku.

Hatiku sakit. Sakit sekali. Aku tidak pernah merasakan penderitaan yang sesakit ini sebelumnya. Aku bahkan berpikir untuk bunuh diri. Aku gila, kan?

Tiga hari ini aku kebanyakan mendengarkan musik, kupingku jadi pegal, dan entah berapa banyak kuman yang sudah bersarang di kedua kupingku. Hpku juga aku isi 2 kali dalam sehari karena tidak ada yang lebih bisa membunuh waktu daripada benda ini. Kasihan hpku. Tapi lebih kasihan aku, kan? ^^

Bagi siapapun yang membaca ini, aku ingin memberi tahu.

Aku tidak ingin berbohong.

Aku di sini tidak baik-baik saja.

P.S. :
Aku sedang dalam perjalanan ke Siantar. Tidak ada kursi 3, jadi Mama duduk terpisah dari aku dan Pani, 2 kursi di depan kami. Dan ada seorang ibu berbaju kuning duduk di tangan kursi tempat Pani duduk.