Friday, 17 June 2016

'Kumohon, Jangan Lagi'


“Sampai di sini saja?” Sakura bertanya dengan nada tak percaya saat Sasuke memberhentikan motornya di depan gang rumah Sakura. Sasuke menolehkan kepalanya ke belakang, memberikan pandangan yang menyiratkan jawaban ‘ya’ pada Sakura. Sembari menghindari tatapan Sasuke, Sakura bertanya lagi, “Kau menurunkan anak gadis di sini? Tidak sampai ke depan rumah?”

“Masuk ke dalam lagi?” tanya Sasuke—Sakura dapat menangkap nada berontak dari suaranya. Tanpa menunggu jawaban dari Sakura, Sasuke kembali melajukan motornya memasuki gang menuju rumah Sakura.

Sakura bukannya sedang bersikap manja atau malas. Dia hanya ingin melihat bagaimana sikap Sasuke terhadapnya, salah satunya dalam hal seperti ini. Dia ingin tahu apakah di balik sikapnya yang dingin menyakitkan, Sasuke akan tetap menganggap dan memperlakukannya sebagai wanita yang pada dasarnya lumrah untuk di’manja’. Seingat Sakura, di antara jumlah berapa kali Sasuke mengantarnya pulang ke rumah, hanya satu atau dua kali Sasuke mengantarnya sampai ke depan pintu dengan ikhlas—tanpa ada suruhan ataupun keluhan.


Itu menjadi pertanyaan bagi Sakura: “Setidakpenting itukah aku?” Pertanyaan itu pernah lama berputar-putar di benaknya. Dan saat berada di jalan pulang tadi pertanyaan itu kembali menyiksanya.

Beberapa saat lalu di sore itu, Sakura merasakan debaran yang selalu muncul di saat menunggu Sasuke tiba di kantornya. Ekspektasinya selalu sama: perjalanan pulang mereka akan terasa menyenangkan, seperti hari-hari sebelumnya. Namun angannya kembali patah saat dia melihat kesan tidak enak di mata Sasuke. Sakura seakan menyesal telah membuka pintu untuk melangkah keluar. Perasaannya mulai terasa berat seiring dia menggerakkan kedua kakinya menuju Sasuke.

Sasuke menyodorkan USB yang dipinjamnya pada Sakura.

‘Ah... Dia menjemputku hanya karena ingin mengembalikan ini...’ Tanpa mendengar ucapan terima kasih apapun, Sakura mengambilnya. Rasanya ingin sekali dia menatap langsung wajah Sasuke yang sedang bersiap-siap menyalakan motor, namun rasa takut telah berhasil mengalihkan pandangannya ke restoran yang tak berapa jauh di belakang Sasuke.

“Sudah pernah makan masakan Korea?” tanya Sakura ketika tak berapa lama kemudian Sasuke juga menoleh untuk melihat arah pandang Sakura. Dan Sakura hanya diam setelah jawaban singkat “Belom,” keluar dari mulut Sasuke. Nada malas dalam suaranya kentara sekali.

Di perjalanan, entah mengapa Sakura tidak ingin berbasa-basi dengan Sasuke. Dia takut perasaannya saat itu akan semakin berat untuk dibawanya pulang jika Sasuke kembali memperlakukannya dengan sinis. Dia menyibukkan dirinya dengan berkali-kali menahan roknya yang terus tersingkap oleh angin yang ikut menerbangkan pikirannya.

Dan di antara sela-sela keramaian lalu lintas, sembari menatap helm yang dipakai Sasuke, Sakura kembali membatinkan harapan yang sudah dia layangkan lebih dari berkali-kali.

‘Tuhan, kumohon, jangan jauhkan dia lagi.’ 



No comments:

Post a Comment