Sunday, 3 July 2016

Waiting for Something that isn't Going to Happen

Hi, malam ketiga sebelum lebaran.
Aku minta izin untuk menggalaukan diri.

Sembari terdengarkan akan lantunan ayat Qur-an dari masjid, otak dan hatiku bertarung keras, mendebatkan satu hal yang baru saja berhasil menjadi pikiran tambahan baru bagiku.

Tanggal 9 September 2016, film "Warkop Reborn" akan segera tayang di bioskop. Mengingat bahwa dia sangat menantikan film itu, Crusher-ku itu... Apakah dia sudah tahu tentang ini?

Dia bilang padaku bahwa dia akan menunggu film itu saja saat aku mengajaknya untuk menonton film di bioskop waktu itu; sekitar sebulan lalu. Seberapa gencar pun aku menyebutkan daftar film-film yang sedang tayang saat itu, dia malah mengajakku untuk menonton film lama di laptop. "Ya udah, kita tunggu aja pilem itu, ya. Pokoknya Senpai harus nepatin janji buat ngajak kamu nonton di bioskop." Kataku saat kami sedang dalam perjalanan pulang ke rumahku di tengah malam itu.



Lalu, yang menjadi dilemaku sekarang adalah... Tidak apakah jika aku memberitahunya dan mempertanyakan soal ini sekarang? Atau haruskah aku menunggu dia yang bertanya duluan?

Dia sedang dalam keadaan yang sangat tidak enak untuk diganggu. Keadaan yang kurasa memang dibuat khusus untukku. Konon untuk bersikap sok akrab dengan langsung menanyakan itu, untuk sekadar mengirimkan stiker Cony yang muncul dari dalam lubang saja aku harus berpikir dalam.

Namun menunggunya untuk bertanya duluan sama saja dengan menunggu gajiku naik menjadi 5 juta per bulan.

Ah... Andai musimnya belum berganti; andai dia masih diselimuti musim semi, mungkin sekarang aku tidak akan bergelut dengan rangkaian kata-kata ini.

Dia berubah secepat Namikaze Minato berteleportasi dengan kunai-nya. Tanpa pernah kuduga, tanpa pernah kumengerti mengapa.

Oh Tuhan, aku sekarang harus apa? Menunggunya untuk berganti musim lagi dalam beberapa bulan sampai satu tahun ke depan?



No comments:

Post a Comment