Malam itu, pukul
8.30 di hari Minggu, seseorang merampas tas—yang kukenakan menyilang dari bahu
kiri sampai pinggang kananku—secara cepat dari arah kanan belakang. Seseorang
itu berada di atas sepeda motor yang dikemudikan oleh temannya. Dengan tangan kirinya
dia menarik tali tasku dari punggungku. Sedetik kemudian aku tersungkur ke atas
aspal dan terseret karena tangan kananku masih menahan tali tas. Karena takut
akan kendaraan lain yang bisa saja menggilasku, aku melepaskan genggaman
tanganku di tali tas itu. Lalu, dalam hitungan detik juga, kedua pria itu
menghilang di antara gelapnya bayangan pohon dan kilauan cahaya lampu
kendaraan.
Saat sepeda motor
itu mendekatiku, saat suara mesinnya terdengar di telingaku, dan saat tiba-tiba
merasakan angin berhembus dengan kencang dari arah kananku, sebenarnya aku
sudah merasa bahwa aku akan dirampok lagi, karena itu aku mencoba sebisa
mungkin untuk menahan tasku. Namun karena aku terkejut, kekuatanku tidak cukup
besar untuk menahan tarikan laki-laki itu—lagipula dia dibantu oleh kekuatan
sepeda motor. Jadi, aku terjatuh ke jalan dengan mudahnya.